KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena dengan rahmat dan hidayatnya lah sehingga
saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Saya meyadari
sepenuhnya,bahwa dalam pengetikan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati saya meminta kepada para pembaca agar senantiasa memberikan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga
amal dan niat baik atas bantuan semua pihak mendapat pahala dari ALLAH SWT. Dan
semoga karya tulis ilmiah ini menjadi
bacaan yang bermanfaat ,Aamiin Ya Rabbal A’lamin.
DAFTAR ISI
Judul halaman .........................................................................................................................
Kata pengantar
.........................................................................................................................
Daftar isi
...................................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
..........................................................................
B.
Rumusan masalah
....................................................................................
C.
Tujuan masalah......................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendidikan
2.
Unsur-unsur Pendidikan
3.
Fungsi Pendidikan
4.
Tujuan Pendidikan
5.
Cabang ilmu Pendidikan
6.
Pendidikan di Indonesia
7.
Perbandingan Pendidikan Finlandia
dengan Indonesia
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................
Saran ......................................................................................................
Saran ......................................................................................................
Penutup…………………………………………………………………
Daftar pustaka .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
B. Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian pendidikan menurut
para ahli ?
b.
Bagaimana terbentuknya lembaga
pendidikan ?
c.
Apakah cabang-cabang pendidikan itu
d.
Bagaimanakah pendidikan yang telah
dicapai Indonesia ?
e. Bagaimana
perbandingan pendidikan antara Indonesia dengan Negara maju ?
C. Tujuan Masalah
i.
Untuk mengetahui asal-usul terbentuknya
pendidikan.
ii.
Untuk
memahami lebih lanjut apa tujuan serta unsur-unsur yang terdapat pada
pendidikan.
iii.
Untuk menimbulkan rasa semangat serta
motivasi diri masing-masing.
iv.
Agar menjadikan masyarakat Indonesia
makmur aman serta sejahtera.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Pengertian Pendidikan
·
Menurut
para ahli
Menurut Frederick J. Mc Donald, Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan
untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior
adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh
sesorang.
Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan
adalah setiap pergaulan yang
terjadi adalah setiap
pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak
merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu
berlangsung.
·
Menurut pakar agama
Pendidikan Islam itu sendiri adalah
pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah
teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori.
Pengertian Pendidikan pada umumnya perlu diketahui untuk dapat mengerti
hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Kristen itu sendiri. Dengan harapan Prndidikan Agama
Kristen dapat memasuki seluruh kehidupan masyarakat majemuk tanpa kehilangan
eksistensi dan kebenarannya yang berdasarkan Alkitab sebagai firman Tuhan.
·
Menurut
Terminologi
Pendidikan dalam bahasa Inggris adalah education. Kata bahasa Inggris (education) berasal dari bahasa
Latin, yaitu ducare, yang berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin”. Dengan menambahkan e, berarti “keluar”. Maka, berdasarkan asal kata, pendidikan
berarti “menuntun, mengarahkan dan memimpin keluar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa :
2.
Terbentuknya
Lembaga Pendidikan
Mayarakat
Indonesia yang tengah berupaya mengejar ketertinggalan dari budaya dan
perubahan social yang mengglobal,
aspek manusia merupakan bagian yang sangat menentukan dari kehidupan berbangsa
dan bernegara yang berharap memperoleh kemajuan dan perubahan. Salah satu
syarat untuk itu, aspek yang perlu diperhatikan dalam mencermati keadaan manusia
Indonesia adalah kualitas pendidikannya. Karena itu, pendidikan sangat besar
manfaat dan peranannya dalam pembangunan nasional.
Ini artinya bahwa pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah
suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar untuk selalu meningkatkan nilai
perilaku individu masyarakat, dari keadaan tertentu ke suatu keadaan yang lebih
baik. Karena itu, ditinjau dari segi historisnya, pendidikan terjadi dari unit
yang paling kecil pada suatu masyarakat yaitu antara suami dan istri atau
antara orang tua dengan anak-anaknya di lingkungan keluarga kemudian berproses
sehingga terjadi pada keluarga yang lebih besar yang terdiri dari kakek, nenek,
paman, bibi, dan beberapa anggota keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga
besar. Pada proses berikutnya, pendidikan terjadi di lingkungan masyarakat
terbatas sampai ke lingkungan masyarakat yang terorganisasi yakni bangsa dan
Negara. Dan segi historis inilah sehingga para ahli pendidikan
mengklasifikasikannya ke dalam tiga bentuk yaitu pendidikan informal dimana
proses dan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan keluarga.
Pendidikan non-formal, proses dan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di
lingkungan masyarakat. Dan pendidikan formal, yaitu bentuk pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah atas dukugan keluarga dan masyarakat.
3.
Unsur-unsur Pendidikan
Definisi pendidikan di atas
menunjukkan – langsung maupun tidak langsung – bahwa pendidikan mempunyai tiga
aspek penting yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga aspek yang dimaksud adalah
subjek, objek dan sarana-prasarana pendidikan.
ΓΌ Subjek
Pendidikan (Pendidik)
Aspek pertama dalam dunia pendidikan
adalah subjek pendidikan itu sendiri. Yang dimaksud dengan subjek pendidikan
adalah pelaku pendidikan atau yang mengkominukasikan pendidikan kepada objek
pendidikan.
ΓΌ Objek
Pendidikan (Peserta Didik)
Aspek kedua yang juga tidak bisa
tidak ada dalam pendidikan adalah objek pendidikan. Objek pendidikan adalah
murid yang menerima dan menjalani proses pendidikan yang dilangsungkan oleh
subjek pendidikan atau pun yang dialami langsung oleh objek melalui pengalaman
sehari-hari dan relasi objek dengan subjek dan objek lain serta relasi dengan
alam (lingkungan).
ΓΌ Sarana-Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan aspek
penting dalam pendidikan. Dengan adanya sarana dan prasarana atau yang juga
disebut sebagai media maka itu akan menolong proses pendidikan jadi efektif,
efesian dan optimal.
4. Fungsi
Pendidikan
Sampai saat ini belum ada batasan
yang formatif dan baku berkenaan dengan fungsi pendidikan. Akan tetapi jika
dilihat dari definisi pendidikan itu sendiri, maka tampak bahwa fungsi
pendidikan sangatlah komprehensif. Dilihat dari subjek dan objek pendidikan,
maka dapat tampak bahwa fungsi pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia
secara utuh; dalam hal moral dan spiritual. Pendidikan berfungsi sebagai proses
pembentukan pribadi.Dalam hal ini pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sistematis, sitemik dan terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik.
ΓΌ Fungsi
Intrapersonal
Intrapersonal adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali diri sendiri secara utuh sebagai manusia yang
berpribadi, berpikir, berkehendak dan berperasaan. Dalam proses pendidikan,
seyogyanya pendidikan juga menyentuh masalah ini secara signifikan supaya
pendidikan apapun yang objek terima dapat diaplikasikan tepat guna, dalam arti
pendidikan diimplementasikan sebagaimana adanya dalam hidup sehari-hari. Pengenalan
akan diri ini juga menolong setiap individu mengenal sesamanya (meskipun tidak
sempurna). Intrapersonal juga menolong individu untuk mengerti dan mengetahui
mengapa dan apa yang akan dipelajari dalam proses pendidikan. Misalnya seorang
anak yang memiliki intrapersonal dapat mengerti apa arti pendidikan moral dalam
hidup sehari-hari dan juga arti untuk masyarakat di sekitarnya.
ΓΌ Fungsi
Kognitif
Pendidikan juga berfungsi untuk
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan kualitas kognitif setiap individu. Baik
kognitif maupun intrapersonal – kemampuan mengenal diri secara utuh – merupakan
dua hal yang penting dalam hidup manusia. Keduanya saling menunjang dan
memperlengkapi. Itu sebabnya besar harapan dalam proses pendidikan kedua hal
ini diperhatikan. Jangan sampai salah satu diabaiakan, akan tetapi keduanya
seyogyanya diseimbangkan guna membntuk manusia yang utuh, yaitu manusia yang
berkepribadian baik, bermoral, bertuhan dan juga manusia yang berpengetahuan.
5. Tujuan
Pendidikan
Sama halnya dengan fungsi pendidikan,
tujuan pendiikan juga sangatlah luas. Tujuan pendidikan selalu diformulasikan
dengan memperhatikan konteks budaya, kegamaan dan hal-hal lain yang yang
berhubungan langsung ataupun tidak langsung kepada manusia dimana manusia itu
berada. Namun demikian, beberapa tokoh pendidikan telah mencoba merumuskan
tujuan-tujun pendidikan, dan beberapa diantaranya akan penulis dipaparkan
dibawah ini.
Menurut Hamka tujuan pendidikan
memiliki dua dimensi; bahagia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan
tersebut manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu beribadah. Oleh
karena itu segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju
dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah yang baik.
Sedangkan menurut Ki Hadjar
Dewantara menunjukkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan tujuan membantu
siswa menjadi manusia yang merdeka dan mandiri, serta mampu memberi konstribusi
kepada masyarakatnya. Menjadi manusia merdeka berarti : (a) tidak hidup
terperintah; (b) berdiri tegak karena kekuatan sendiri; dan (c) cakap mengatur
hidupnya dengan tertib. Singkatnya, pendidikan menjadikan orang mudah diatur
tetapi tidak dapat disetir[14]. Sedangkan menurut Jean Piaget sebagaimana yang
dikutip oleh Thomas H. Groome dalam bukunya Pendidikan Agama Kristen (Christian
Religious Education) mengemukakan bahwa:
“Tujuan
Pendidikan yang utama adalah untuk menciptakan orang-orang yang mampu melakukan
hal-hal baru, tidak hanya mengulangi apa yang generasi-generasi lain telah.”
6.
Cabang Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan dibentuk oleh cabang ilmu yang terkait satu
dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing – masing cabang ilmu
pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.
Cabang – cabang ilmu pendidikan yang dimaksud adalah :
1. Pendidikan teoritis
2. Sejarah pendidikan dan perbandingan
pendidikan
3. Pengembangan kurikulum
4. Didaktik metodik atau proses
pembelajaran
5. Media dan alat belajar
6. Komunikasi dan informasi pendidikan
7. Bimbingan dan konseling
8. Evaluasi pendidikan
9. Profesi dan etika pendidikan
10. Kepemimpinan pendidikan
11. Supervise pendidikan
12. Perencanaan pendidikan
13. Organisasi dan manajemen pendidikan
14. Statistik dan penelitian pendidikan
7. Pendidikan
di Indonesia
v Penilaian pendidikan di Indonesia
The Hidden Crisis,
Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang
diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks
pembangunan pendidikan atau education development index (EDI)
berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia
di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah berada di
bawah 0,80.
Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman
perolehan empat kategori penilaian, yaitu:
- Angka partisipasi pendidikan dasar,
- Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
- Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
- Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
8.
Perbandingan pendidikan Finlandia dengan Indonesia
·
Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di
Finlandia semua guru
tamatan
S2.
· Indonesia masih
menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan
universitas yang diterima menjadi guru.
· Setiap anak
diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.
· Sistem pendidikannya
yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
·
Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14
tahun.
·
Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar
setiap siswa,
khususnya mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah
dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru
bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka diberikan les
privat.
· Setiap guru wajib
membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
Jarang sekali guru di
Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning
is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi metode
belajar mengajar satu arah seperti ceramah yang membosankan.Di
Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui
implementasi belajar
aktif dan para siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata
kunci keberhasilan dalam belajar.
Bagaimana dengan siswa
yang kurang cepat tanggap ? Mereka akan mendapatkan bimbingan yang lebih
intensif. Inilah yang membuat Finlandia berhasil menyandang gelar Negara dengan
pendidikan paling berkualitas di dunia.
Berdasarkan penemuan
PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang
berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan
untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan
prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan
tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian
datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan
tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Hmmm…
sangat tercermin kalau guru di sana tidak menuntut anak didiknya untuk
mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para guru Finlandia menghargai setiap
usaha dari siswanya.
Nah, dari penjelasan diatas kita dapat menerawang bahwa :
Bagaimana pendidikan di
Indonesia…………………………………………..?
Bagaimana pendidikan
Indonesia dengan Negara maju ……………………....?
Bagaimana tingkatan
pendidikan Indonesia terhadap negara2
lain…………..?
Maka dari itu, sebagai
masyarakat Indonesia khususnya bagi para pelajar marilah kita juangkan negeri
dan bangsa ini agar terus bisa berjaya .
Untuk mewujudkan itu
semua siapa lagi yang akan melakukan itu kalau tidak kita bangsa Indonesia ,
tidak mungkin Amerika Serikat datang ke Indonesia untuk mengurusi semua yang
ada di alam ini, yang ada mereka akan
berencana untuk menghancurkan tanah air ini.
Coba
bayangkan…
Tanah air kita, yang dipenuhi oleh beragam
jenis Makhluk Hidup,tanahnya yang begitu subur,iklim tropis dan sumber daya
alam yang sangat memenuhi, tapi kita tidak bisa untuk mengelola nya bukan SDM
kita yang kurang, buktinya kita bertempat tinggal di Indonesia ini belasan juta
jiwa,tetapi kenapa kita tidak bisa mengelola itu semua…????
Coba
pikirkan...
Masyarakat Indonesia
hanya banyak mengeluh, mengeluh, dan mengeluh…
Kalau semuanya
mengeluh,, siapa yang akan bergerak…??
Apakah kita hanya
terdiam pada keterpurukan ini…??
Apakah kita hanya bisa
demon sana demo sini …??
Renungkanlah….
Bagaimana kita kedepan
…??
Masa depan kita..??
Masa depan anak cucu
kita..??
Cukuplah itu semua,,
Cukuplah hinaan yang
dituangkan Negara lain untuk negeri kita…
Ayo bangkit !!
Bangkit !!
Bagaimana cara kita
untuk bangkit ….???
PENDIDIKAN
Kenapa pendidikan… ??
Karena pendidikan lah
langkah awal untuk mencapai kehidupan yang aman dan sejahtera
Fakta membuktikan..
Bahwa lebih enakan mana
bekerja dengan otot apa dengan otak
Lebih enakan otak kan??
Kenapa ?? karena orang
yang berpendidikan lah yang bisa bekerja dengan otak.
Tapi kalau yang bekerja
dengan otot ??
Biasanya orang yang
bekerja dengan otot itu tidak memulai pekerjaan dengan perencanaan,dia hanya
mengerjakan pekerjaan nya itu dengan asal jadi.
Mana yang akan anda
pilih otak atau otot
Berpendidikan
atau tidak …???
Nah, sekarang itu yang
akan menjadi pilihan anda…
Tawakkal serta ikhtiar akan menghantarkan kita kepada
pendidikan dan menjadikan kita menjadi rakyat yang demokratis,
sejahera,damai,serta taat pada peraturan.
Aamiin ya rabbal a’lamin..
REMEMBER !!
“IMPIANKU ADALAH
CITA-CITA KU”
“CITA-CITA KU ADALAH
HIDUP KU”
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ilmu pendidikan dibentuk oleh cabang
ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing –
masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.
B.
SARAN
Mudah-mudahan
karya tulis ilmiah ini berguna bagi kita semua dan apabila ada kesalahan penulis memohon/meminta saran kepada
pembaca dalam karya tulis ilmiah
yang bertema pendidikan ini, serta menumbuhkan rasa semangat dan motivasi diri
kita untuk mengubah hidup menjadi lebih baik melewati tahap pendidikan ini.
C.
PENUTUP
Sekianlah
saya membuat karya tulis ilmiah ini
dengan sebagus mungkin apabila ada kesalahan teknik pada karya tulis ini saya mohon maaf,atas
partisipasi oleh pembaca saya ucapkan terima kasih.
“Assalamu
A’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh”